Puji dan Syukur
penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ilmiah berjudul
“ Pengaruh Perkembangan Indutri Baja dalam Kehidupan Masyarakat Korea Selatan” dengan
baik dan tepat waktu meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Tak lupa penulis
berterimakasih kepada bapak Muhammad Akram selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis berharap makalah
ilmiah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
pembaca.
Penulis juga
menyadari bahwa di dalam makalah ilmiah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu,
penulis berharap pembaca memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Jakarta,
31 Desember 2016
Penulis
PEMBAHASAN
Baja dalam skala Industri
Berdasarkan
sejarah, produksi baja dimulai pada pertengahan tahun 1800-an ketika Bassemer
mengkonversi ciptaannya. Pada abad ke-19, teknologi baja pun maju pesat seiring
dengan perkembangan tungku oksigen dasar dan metode pengecoran kontinyu. Pada
saat itu, level produksi dan pemakaian dari besi dan baja dipandang sebagai
parameter kemakmuran sebuah negara dan perkembangan industri. Oleh karena itu,
industri ini berperan secara signifikan dalam perkembangan ekonomi modern.
Dan saat ini,
proses manufaktur yang dikendalikan oleh komputer telah meningkatkan efisiensi
dan mengurangi biaya produksi baja.
Secara umum,
baja merupakan logam paduan dengan logam besi sebagai dasar dari beberapa elemen lainnya, seperti karbon,
mangan, fosfor, sulphur, silicon, oksigen, nitrogen, dan aluminium. Dalam skala
Industri, baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrakstruktur, kapal,
mobil, mesin, perkakas, dan senjata.
Perkembangan Industri Baja di Korea Selatan
Sebelum merdeka dari
Jepang, Korea memiliki laporan tahunan kapasitas produksi 600.000 ton besi dan
160.000 ton baja, tetapi sebagian besar pabriknya terdapat di korea utara. Di
korea selatan hanya ada para pekerja dalam skala kecil di Samhwa.
Setelah
terjadinya perang korea pada 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953, Industri berat
Daehan didirikan sebagai pembuatan baja yang bertujuan untuk mengolah potongan
besi. Pada 1960, total kapasitas produksi nasional dari besi dan baja masing-masing
mencapai 48.000 ton dan 148.000 ton. Selain itu, pengolahan baja menjadi produk
jadi (rolling plant) juga memiliki
laporan tahunan kapasitas mencapai 100.000 ton.
Industri ini pun
mulai berkembang pada tahun 1970-an. Salah satu tonggak yang melatarbelakangi
kemajuan ini adalah presiden Park Chung Hee yang berkeinginan untuk
mentransformasikan sektor pencarian negara yang dulunya agraris menjadi negara
industri. Rencana program lima tahun pembangunan ekonomi pun selesai dibuat pada
tahun 1962 dan digalakkan oleh presiden Park Chung Hee. Salah satu fokus utamanya
adalah menitik beratkan pada kebijakan mengenai industri berat dan kimia.
Pada April 1968,
pabrik baja pertama Pohang Iron and Steel Company (POSCO) dengan system produksi
modern dan dalam skala besar resmi didirikan di kota Pohang, pesisir timur
korea sepanjang dua mil.
Pada Juli 1973, pabrik
ini selesai dibuat dengan kapasitas
produksi tahunan sebesar 950.000 ton besi dan 1.032.000 ton baja. Satu dekade berikutnya, pabrik-pabrik POSCO
menghasilkan 9,1 juta ton baja, dan pada tahun 1992 kapasitasnya melonjak
hampir 21 juta ton pertahun.
Production
Capacity of The Pohang Integreted Iron and Steel Mill 1973”s
Plant
|
Products
|
Production Capacity
(thousand MT)
|
Blast furnance
|
Pig Iron
|
950
|
Steelmaking Plant
|
Molten Steel
|
1,032
|
Blooming and Slabbing Mill
|
Slab and Bloom
|
890
|
Billet Mill
|
Billets
|
141
|
Hot Strip Mill
|
Hot Coils
|
606
|
Plate Mill
|
Plates
|
336
|
Foundry Pig Iron Plant
|
Foundry Pig Iron
|
150
|
Dalam masa-masa
awalnya, POSCO menjadi pemasok baja bagi perusahaan otomotif Korea Selatan,
seperti Hyundai dan Daewon. Kini, POSCO juga membuat jenis-jenis baja lain,
termasuk yang digunakan untuk peralatan rumah tangga dan transformator serta
mendominasi 60% kebutuhan baja korea dan juga menjadi salah satu dari lima
pembuat baja terbesar di dunia.
Kepercayaan dan Semangat Baja Masyarakat Korea Selatan
dalam Membangun Industri
Sudah menjadi
rahasia umum, bahwa reputasi orang korea sebagai pekerja yang berdedikasi dan
memiliki semangat baja bukan suatu kebetulan. Hal ini berakar budaya korea
yaitu Konfusianisme.
Berdasarkan
sejarah, konfusianisme adalah suatu ajaran yang dibuat oleh Konfusius, orang
bijak dan guru yang tinggal di timur laut China antara tahun 551 sampai 479 SM.
Nama sesungguhnya adalah K’ung Ch’lu, namun ia dikenal dengan K’ung-Fu-tzu
(guru besar K’ung) maupun K’ung Chung ni. Orang korea menyebutnya dengan Gong
Ja.
Filosofi
konfusianisme berlandasan kepercayaan bahwa manusia perlu bekerja demi kebaikan
bersama serta dalam kehidupan bermasyarakat harus mengikuti suatu struktur dan hirarki
yang kuat untuk menciptakan keharmonisan. Dalam budaya bisnis korea, hal ini di
transformasikan menjadi kepercayaan bahwa setiap orang perlu bekerja demi
kebaikan kelompok maupun negara yang diimbangi dengan kesetiaan dan dedikasi
kepada para pemimpin.
Pada tahun 1960
hingga 1970-an, saat Presiden Park Chung Hee menekankan reformasi industri,
pemerintahannya mendorong pemberlakuan jam kerja yang panjang dalam
pabrik-pabrik baja. Pemerintah mengeluarkan slogan-slogan yang memanggil rakyat
untuk bekerja keras dan rela berkorban demi kemajuan negara. Dan meskipun
kondisi tempat kerja tidak layak, ribuan rakyat korea menjawab panggilan itu.
Selain itu,
korea selatan juga memiliki semangat etos kerja “Hahn” yang menjadikannya
keunikan tersendiri. Secara harfiah, kata Hahn artinya adalah kemarahan,
frustasi, berkabung, dan dendam. Digambarkan sebagai kemarahan atas kejadian
yang lalu dan berusaha untuk memberikan balasan. Tetapi, asas ini memiliki definisi
yang lain bagi masyarakat korea selatan. Hahn didenifisikan sebagai energi yang
menggerakkan, bekerja dengan tekad tak kenal menyerah (boldness), berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta memiliki disiplin tinggi. Semangat ini
juga dilengkapi dengan ungkapan “koenchanayo” yang artinya baiklah, sudah cukup
baik (alright that is good enough) yang berbeda dengan filosofis perfeksionis
yang umumnya melekat pada masyarakat jepang. Ungkapan semangat inipun yang
membentuk dasar untuk tujuan korea yaitu melakukan apa yang Jepang telah
lakukan, namun melakukannya dengan lebih murah dan cepat.
Peranan Penelitian di Bidang Sains dan Teknologi dalam
Kemajuan Korea Selatan
Untuk menghindupkan
kemajuan dan perkembangan sains dan teknologi, pemerintah Korea Selatan mendirikan
Korean Institute of Science and technology (KIST) dan Ministery of Science and
Technology (MOST) masing-masing pada tahun 1966 dan 1967. Pada awalnya, kebijakan
ilmu pengetahuan dan teknologi nasional korea difokuskan pada pengenalan,
penyerapan, dan penerapan teknologi asing. Pada 1980-an, penekanan ini bergeser
ke perencanaan dan pelaksanaan proyek pengembangan penelitian nasional untuk
meningkatkan tingkat keterampilan ilmiah dan teknologi. Hal ini termasuk
program untuk meningkatkan investasi baik pengembangan penelitian sektor publik
dan swasta serta pemeliharaan tenaga kerja terampil.
Sejak tahun
1990-an, pemerintah memfokuskan pada tiga area, yaitu pembinaan penelitian ilmu
dasar, mengamankan distribusi yang efisien serta mengembangkan sumber daya
penelitian, dan memperluas kerjasama internasional. Upaya ini dimaksudkan untuk
meningkatkan daya saing teknologi korea.
Oleh karena itu,
pada tahun 2003, pemerintah menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bagian atas agenda untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sistem administrasi untuk ilmu
pengetahuan dan teknologi secara fundamental telah direstrukturisasi. Posisi Ministery
of Science and Technology (MOST) diangkat menjadi wakil perdana menteri agar perencanaan,
pengordinasian, serta evaluasi kebijakan inovasi di bidang sains dan teknologi
berjalan dengan baik. Di samping itu, Office of Science and Technology Innovation
(OSTI) didirikan pada tahun 2004 untuk bertindak sebagai badan National Science
and Technology Council (NSTC) yang memiliki sembilan belas organisasi
penelitian yang disponsori negara dengan kewenangan di bawah otoritasnya.
Pada akhir tahun
2004, jumlah penelitian dan pengembangan investasi korea mencapai 19 miliar dollar
amerika yang menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 2,85%
Keadaan Industri Baja Kini dan Dampaknya bagi Korea
Selatan
Year
|
Auto
Manufacturing
(In thousands)
|
Shipbuilding
orders
(1,000
Gross/Tonnage)
|
Steel
Manufacturing
(1,000
Metriks/Tonnage)
|
1970
|
29
|
-
|
1,310
|
1980
|
123
|
1,690
|
9,341
|
1990
|
1,321
|
4,382
|
24,868
|
1995
|
2,526
|
7,133
|
36,772
|
1997
|
2,818
|
12,749
|
42,554
|
1999
|
2,843
|
12,719
|
41,042
|
2000
|
3,115
|
19,380
|
43,107
|
2001
|
3,148
|
12,774
|
51,983
|
2002
|
3,178
|
28,188
|
53,269
|
2004
|
3,469
|
25,735
|
54,486
|
2005
|
3,699
|
19,279
|
56,306
|
<Source:Ministry of Commerce,
Indusry and Energy>
Dari data
tersebut tergambar bahwa hasil produksi manufaktur industri baja selama
beberapa tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan.
Year
|
Per Capital
GNI
(In US$)
|
1990
|
6,149
|
1992
|
7,527
|
1994
|
9,459
|
1996
|
12,197
|
1998
|
7,355
|
2000
|
10,841
|
2002
|
11,499
|
2003
|
12,720
|
2004
|
14,193
|
2005
|
16,291
|
Year
|
Gross National
Income
(in US$
Billion)
|
1990
|
263,5
|
1992
|
329,3
|
1994
|
422,3
|
1996
|
555,3
|
1998
|
340,4
|
2000
|
509,6
|
2002
|
547,5
|
2003
|
608,6
|
2004
|
682,4
|
2005
|
786,8
|
<Source: The Bank of Korea>
Hal inipun
secara langsung juga berdampak pada peningkatan pendapatan bruto nasional korea
dari 2,3 milyar dollar amerika menjadi 786,8 milyar dollar amerika dengan
pendapatan perkapital dari 87 dolar amerika menjadi 16.291 dolar amerika pada
tahun 1962 hingga 2005.
KESIMPULAN
Republik Korea Selatan merupakan Negara yang dianggap salah satu model industry
Negara baru yang sukses. Dengan sejarah kemerdekaan yang hanya terpaut dua hari
dengan Indonesia, Korea memproklamirkan kemerdekaannya dari Jepang pada 15
Agustus 1945. Tak lama Setelah itu, Korea mengalami perang saudara sekitar
tahun 1950 hingga 1953 yang memporakporandakan perekonomian dan stabilitas Negara
yang baru saja di bangun.
Pada tahun 1962, di buatlah rencana program lima tahun pembangunan
ekonomi yang digagas oleh presiden Park Chung Hee. Salah satu focus utamanya
adalah adanya kebijakan mengenai industry berat dan kimia yang bertujuan untuk
mengubah sector pendapatan Negara yang dulunya agraris menjadi berbasis industri.
Pada saat itu, level produksi dan pemakaian dari besi dan baja dipandang
sebagai parameter kemakmuran sebuah Negara dan perkembangan industry. Oleh karena
itu, industry ini berperan secara signifikan dalam perkembangan ekonomi modern
khususnya di Korea Selatan.
Selain karena merupakan komponen utama pada bangunan, infrakstruktur,
kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata, sektor industri baja dipilih karena
dianggap merefleksikan semangat baja masyakarat korea saat itu untuk bangkit
dari keterpurukan.
Pada awalnya, pembangunan pabrik Pohang Steel Company (POSCO) dapat
mencapai kapasitas produksi 1.302.000 ton baja pada tahun 19973 dan meningkat
seiring dengan pengembangan skala produksi dari waktu ke waktu.
Selaras dengan kemajuan industri ini, pada tahun 2003, pemerintah Korea
Selatan menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bagian atas agenda untuk
memacu pertumbuhan ekonomi. Hal ini dibuktikan berdampak positif terhadap
pendapatan perkapital masyarakat Korea Selatan dari sebesar 87 dolar amerika
menjadi 16.291 dolar amerika pada tahun 1962 hingga 2005
REFERENSI
Karen A. 2002. Culture in Mind: Toward a Sociology of Culture and
Cognition. New York. Routledge.
Ermoliev Y, Wets R. 1991. Jurnal Numerical Techniques for Stochastic
Optimization. 138-140
Mamlouk, Zainiewski. 2006. Material for Civil and Construction
Engineers. United States of America. Pearson Prentice Hall.
Kim Mahn Je. 1975. Korean Development Institute. Seoul, South Korea
Sejongno, Jongno Gu. 2006. Facts About Korea. Seoul, South Korea. Korean
Overseas Information Serviice Government Information Agency.
John Minns. 2001. Jurnal Of Miracles and Models: The Rise and Decline of
The Developmental State in South Korea. 1025-1043
0 komentar:
Posting Komentar