"Fa,
kenapa kamu sering memanggil kami dengan sebutan ukhty.. kak..dek?
Padahal kalaupun manggil dgn sebutan lu, gue, elo jg gak masalah."
Sontak pertanyaannya pun membuat saya terkekeh.
"Tentu saja ada alasannya." Jawabku.
Entah mengapa,
saya merasa jika memanggil orang lain dgn sebutan tersebut terdengar
lebih akrab dan bisa membangun suasana menjadi lebih kekeluargaan.
Kata-kata kakak, adek mungkin sering kita dengar dalam keluarga terutama
dalam keluarga yang berbudaya timur. Kata kakak biasanya digunakan
sebagai sebutan untuk menghormati orang yang usianya lebih tua dari
kita, tetapi bisa jg digunakan sebagai cara untuk memberi contoh pada
orang lain.
Analoginya seperti ini. Dalam keluarga biasanya terdapat ayah, ibu, kakak, adik, dll..
Misalnya, dalam sebuah keluarga posisi kita adalah seorang kakak, walaupun usia kita sdh menginjak dewasa sekalipun, ibu ataupun ayah tetap memanggil kita dgn sebutan kakak d depan adik-adik kita. Meskipun kita tahu, tanpa aba-aba sekalipun, adik akan memanggil kita dengan sebutan kakak walau tdk perlu d beri contoh.
Misalnya, dalam sebuah keluarga posisi kita adalah seorang kakak, walaupun usia kita sdh menginjak dewasa sekalipun, ibu ataupun ayah tetap memanggil kita dgn sebutan kakak d depan adik-adik kita. Meskipun kita tahu, tanpa aba-aba sekalipun, adik akan memanggil kita dengan sebutan kakak walau tdk perlu d beri contoh.
Namun, pernahkah kalian berpikir, apa alasan d balik itu semua?
Terkadang tanpa sadar, hal itu dapat menempatkan seseorang pada posisi yang seharusnya. Tempat yang saya maksud ini bukanlah senioritas, tetapi lebih menitik beratkan pada sopan santun dan penghargaan terhadap orang lain.
Terkadang tanpa sadar, hal itu dapat menempatkan seseorang pada posisi yang seharusnya. Tempat yang saya maksud ini bukanlah senioritas, tetapi lebih menitik beratkan pada sopan santun dan penghargaan terhadap orang lain.
Berkaca dari
pengalaman yang saya alami saat berkecimpung dalam suatu organisasi SMA.
Antar anggota saling memanggil nama satu sama lain, entah itu terhadap
kakak atau adik kelas. Memang hal itu wajar karena sudah saling akrab
serta untuk menghindari sikap senioritas. Tetapi apakah orang lain juga
berpikiran yang sama?
Terkadang, saat makan siang d kantin, istirahat, ataupun d saat waktu pergantian pelajaran, saya mendapat laporan atau lebih tepatnya curhatan dari teman-teman yang kurang setuju dengan sikap para anggota tersebut.
Terkadang, saat makan siang d kantin, istirahat, ataupun d saat waktu pergantian pelajaran, saya mendapat laporan atau lebih tepatnya curhatan dari teman-teman yang kurang setuju dengan sikap para anggota tersebut.
Jika kalian (read:pembaca), berada dalam posisi ini, kira" apa solusi yang akan kalian ambil?
#Question_for_reader
Dalam
menyelesaikan hal ini, saya pun memilih untuk memberi contoh secara
langsung. Dan panggilan tersebut (read: kakak, adek, ukhty) adalah
jawabannya. Karenanya dalam kehidupan sehari-hari terutama saat
berinteraksi dalam organisasi tersebut, saya pun perlahan-lahan mencoba
menggunakannya.
"sometimes the change start from little things"
-anonim-
Saya akui, memang
untuk menerapkannya di perlukan waktu dan tidak 100% berhasil. Tetapi
alhamdulillah, sedikit demi sedikit sudah mulai ada perubahan ke arah
positif. Sesekali waktu, entah sadar atau tdk, mereka pun melakukan hal
yg sama. Ya, semacam ikut-ikutan memanggil dengan sebutan kakak, adek,
ataupun ukhty :))
0 komentar:
Posting Komentar