Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh pola interaksi/hubungan timbal balik antara mahluk hidup/organisme dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya/lingkungannya.
Ekologi sebenarnya mempertanyakan
tentang berbagai hal seperti :
1. Bagaimana alam bekerja
2. Bagaimana spesies beradaptasi
dalam habitatnya
3. Apa yang diperlukan dari
habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. Bagaimana mereka mencukupi
materi dan energi
5. Bagaimana mereka berinteraksi
dengan spesies lain
6. Bagaimana individu dalam spesies
itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ilmu Lingkungan
Ilmu Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari penerapan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi di dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain, ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam ekosistem atau lingkungan hidupnya. Berdasarkan pengertian tersebut, ilmu lngkungan dapat disebut sebagai aplikasi atau implementasi dari ekologi
Azas-azas Pengetahuan Lingkungan
Azas-azas pengetahuan lingkungan
adalah situasi/kondisi dan tata hubungan antar komponen lingkungan yang
memiliki keteraturan serta menganut
asas tertentu. Azas ini bermanfaat sebagai landasan pengelolaan
lingkungan, sehingga penyimpangan asas dapat mengakibatkan penurunan kualitas
lingkungan
Terdapat 14 azas lingkungan yaitu:
1.
Berhubungan dengan Sumber Daya Alam
·
Azas 1
·
Azas 2
·
Azas 3
·
Azas 4
·
Azas 5
2.
Berhubungan dengan Keanekaragaman
·
Azas 6
·
Azas 7
·
Azas 8
3.
Berhubungan dengan Stabilitas Ekosistem
·
Azas 9
·
Azas 10
·
Azas 11
·
Azas 12
4.
Berhubungan dengan Populasi
·
Azas 13
·
Azas 14
Berikut adalah penjelasan dari 14 Azas Pengetahuan Lingkungan
1. Azas 1
“Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem
dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat
diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.”
Penjabaran :
Asas ini dalam ilmu fisika sering
disebut sebagai hukum
termodinamika pertama dan hukum konservasi energi dalam persamaan
matematika.. Intinya yaitu menerangkan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat
berubah dari suatu energi menjadi energi lainnya.
2. Azas 2
“ Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien”
Penjabaran :
Asas sama dengan hukum termodinamika kedua dalam
ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun
demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
3. Azas 3
“Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk
kategori sumber alam”
Penjabaran :
Materi,energi ruang, waktu dan
keanekaragaman dapat dikategorikan kedalam sumber alam. Ruang dimanfaatkan oleh
makhluk hidup/organisme hidup untuk hidup, berkembang biak, dan bertumbuh. Begitu
pula dengan waktu, karena waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber
alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah
terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu untuk
berjuang dalam betahan hidup.
4. Azas 4
“Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah optimum,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan dengan
penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui
batas maksimum ini tak ada pengaruh yang menguntungkan lagi.”
Penjabaran :
Pada asas ini mempunyai arti bahwa
pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas
maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya
ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya
jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
5.
Azas 5
“Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat
merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang
penggunaan lebih lanjut.”
Penjabaran :
Pada asas ini ada dua hal penting,
pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk
penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan
rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
6.
Azas 6
“Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada
saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu.”
Penjabaran :
Pada asas ini berlaku “seleksi alam”,
artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik
maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri.
Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan
lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif
ini mempunyai kesan lebih banyak merusak
7.
Azas 7
“Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan
yang mudah diramal.”
Penjabaran :
Pada asas ini arti kata “mudah diramal”
ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu
periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan,
besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk
semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran
spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan
sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang
sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies
tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang
mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian
terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang
tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif
sedikit
8.
Azas 8
“Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson,
bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan
takson tersebut.”
Penjabaran :
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap
spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat
berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai
kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok
taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran
terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan
tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
9.
Azas 9
“Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi
produktivitas.”
Penjabaran :
Pada asas ini menurut Morowitz (1968)
mengatakan bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan
keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
10. Azas 10
“Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dengan
produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimptot.”
Penjabaran :
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa Sistem biologi
menjalani evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi
dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya
keaneka-ragaman.
11.
Azas
11
“Sistem yang sudah
mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap (belum dewasa).”
Penjabaran :
Artinya pada ekosistem, populasi
yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat
organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi
yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke
subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya
12. Azas 12
“Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada
kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan.”
Penjabaran :
Apabila pemilihan (seleksi) berlaku,
tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka
dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam
sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap
dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap
fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang
berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial
dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak
perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi.
Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi
cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan
beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa
sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua
tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada
ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah
mantap.
13. Azas 13
“Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.”
Penjabaran :
Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur
energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu
goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih,
dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan
lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka
kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem
yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat
kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi
penggunaan energi.
14. Azas 14
“Derajat pola keteraturan turun-naiknya populasi bergantung kepada jumlah
keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi
populasi itu.”
Penjabaran :
Asas ini memiliki arti tidak adanya
keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum
mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar