Senin, 02 Januari 2017

Pengaruh Perkembangan Industri Baja Dalam Kehidupan Masyarakat Korea Selatan





PENGANTAR 
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ilmiah berjudul “ Pengaruh Perkembangan Indutri Baja dalam Kehidupan Masyarakat Korea Selatan” dengan baik dan tepat waktu meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Tak lupa penulis berterimakasih kepada bapak Muhammad Akram selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis berharap makalah ilmiah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.
Penulis juga menyadari bahwa di dalam makalah ilmiah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis berharap pembaca memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.


                                                                                                 Jakarta, 31 Desember 2016

                                                                                                                Penulis


PEMBAHASAN  
Baja dalam skala Industri
Berdasarkan sejarah, produksi baja dimulai pada pertengahan tahun 1800-an ketika Bassemer mengkonversi ciptaannya. Pada abad ke-19, teknologi baja pun maju pesat seiring dengan perkembangan tungku oksigen dasar dan metode pengecoran kontinyu. Pada saat itu, level produksi dan pemakaian dari besi dan baja dipandang sebagai parameter kemakmuran sebuah negara dan perkembangan industri. Oleh karena itu, industri ini berperan secara signifikan dalam perkembangan ekonomi modern.
Dan saat ini, proses manufaktur yang dikendalikan oleh komputer telah meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi baja.
Secara umum, baja merupakan logam paduan dengan logam besi sebagai dasar  dari beberapa elemen lainnya, seperti karbon, mangan, fosfor, sulphur, silicon, oksigen, nitrogen, dan aluminium. Dalam skala Industri, baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrakstruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata.


Perkembangan Industri Baja di Korea Selatan
Sebelum merdeka dari Jepang, Korea memiliki laporan tahunan kapasitas produksi 600.000 ton besi dan 160.000 ton baja, tetapi sebagian besar pabriknya terdapat di korea utara. Di korea selatan hanya ada para pekerja dalam skala kecil di Samhwa.
Setelah terjadinya perang korea pada 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953, Industri berat Daehan didirikan sebagai pembuatan baja yang bertujuan untuk mengolah potongan besi. Pada 1960, total kapasitas produksi nasional dari besi dan baja masing-masing mencapai 48.000 ton dan 148.000 ton. Selain itu, pengolahan baja menjadi produk jadi (rolling plant)  juga memiliki laporan tahunan kapasitas mencapai 100.000 ton.
Industri ini pun mulai berkembang pada tahun 1970-an. Salah satu tonggak yang melatarbelakangi kemajuan ini adalah presiden Park Chung Hee yang berkeinginan untuk mentransformasikan sektor pencarian negara yang dulunya agraris menjadi negara industri. Rencana program lima tahun pembangunan ekonomi pun selesai dibuat pada tahun 1962 dan digalakkan oleh presiden Park Chung Hee. Salah satu fokus utamanya adalah menitik beratkan pada kebijakan mengenai industri berat dan kimia.
Pada April 1968, pabrik baja pertama Pohang Iron and Steel Company (POSCO) dengan system produksi modern dan dalam skala besar resmi didirikan di kota Pohang, pesisir timur korea sepanjang dua mil.
Pada Juli 1973, pabrik ini selesai dibuat dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 950.000 ton besi dan 1.032.000 ton baja. Satu dekade berikutnya, pabrik-pabrik POSCO menghasilkan 9,1 juta ton baja, dan pada tahun 1992 kapasitasnya melonjak hampir 21 juta ton pertahun.

Production Capacity of The Pohang Integreted Iron and Steel Mill 1973”s
Plant
Products
Production Capacity
(thousand MT)
Blast furnance
Pig Iron
950
Steelmaking Plant
Molten Steel
1,032
Blooming and Slabbing Mill
Slab and Bloom
890
Billet Mill
Billets
141
Hot Strip Mill
Hot Coils
606
Plate Mill
Plates
336
Foundry Pig Iron Plant
Foundry Pig Iron
150

Dalam masa-masa awalnya, POSCO menjadi pemasok baja bagi perusahaan otomotif Korea Selatan, seperti Hyundai dan Daewon. Kini, POSCO juga membuat jenis-jenis baja lain, termasuk yang digunakan untuk peralatan rumah tangga dan transformator serta mendominasi 60% kebutuhan baja korea dan juga menjadi salah satu dari lima pembuat baja terbesar di dunia.


Kepercayaan dan Semangat Baja Masyarakat Korea Selatan dalam Membangun Industri
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa reputasi orang korea sebagai pekerja yang berdedikasi dan memiliki semangat baja bukan suatu kebetulan. Hal ini berakar budaya korea yaitu Konfusianisme.
Berdasarkan sejarah, konfusianisme adalah suatu ajaran yang dibuat oleh Konfusius, orang bijak dan guru yang tinggal di timur laut China antara tahun 551 sampai 479 SM. Nama sesungguhnya adalah K’ung Ch’lu, namun ia dikenal dengan K’ung-Fu-tzu (guru besar K’ung) maupun K’ung Chung ni. Orang korea menyebutnya dengan Gong Ja.
Filosofi konfusianisme berlandasan kepercayaan bahwa manusia perlu bekerja demi kebaikan bersama serta dalam kehidupan bermasyarakat harus mengikuti suatu struktur dan hirarki yang kuat untuk menciptakan keharmonisan. Dalam budaya bisnis korea, hal ini di transformasikan menjadi kepercayaan bahwa setiap orang perlu bekerja demi kebaikan kelompok maupun negara yang diimbangi dengan kesetiaan dan dedikasi kepada para pemimpin.
Pada tahun 1960 hingga 1970-an, saat Presiden Park Chung Hee menekankan reformasi industri, pemerintahannya mendorong pemberlakuan jam kerja yang panjang dalam pabrik-pabrik baja. Pemerintah mengeluarkan slogan-slogan yang memanggil rakyat untuk bekerja keras dan rela berkorban demi kemajuan negara. Dan meskipun kondisi tempat kerja tidak layak, ribuan rakyat korea menjawab panggilan itu.
Selain itu, korea selatan juga memiliki semangat etos kerja “Hahn” yang menjadikannya keunikan tersendiri. Secara harfiah, kata Hahn artinya adalah kemarahan, frustasi, berkabung, dan dendam. Digambarkan sebagai kemarahan atas kejadian yang lalu dan berusaha untuk memberikan balasan. Tetapi, asas ini memiliki definisi yang lain bagi masyarakat korea selatan. Hahn didenifisikan sebagai energi yang menggerakkan, bekerja dengan tekad tak kenal menyerah (boldness), berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta memiliki disiplin tinggi. Semangat ini juga dilengkapi dengan ungkapan “koenchanayo” yang artinya baiklah, sudah cukup baik (alright that is good enough) yang berbeda dengan filosofis perfeksionis yang umumnya melekat pada masyarakat jepang. Ungkapan semangat inipun yang membentuk dasar untuk tujuan korea yaitu melakukan apa yang Jepang telah lakukan, namun melakukannya dengan lebih murah dan cepat.




Peranan Penelitian di Bidang Sains dan Teknologi dalam Kemajuan Korea Selatan
Untuk menghindupkan kemajuan dan perkembangan sains dan teknologi, pemerintah Korea Selatan mendirikan Korean Institute of Science and technology (KIST) dan Ministery of Science and Technology (MOST) masing-masing pada tahun 1966 dan 1967. Pada awalnya, kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional korea difokuskan pada pengenalan, penyerapan, dan penerapan teknologi asing. Pada 1980-an, penekanan ini bergeser ke perencanaan dan pelaksanaan proyek pengembangan penelitian nasional untuk meningkatkan tingkat keterampilan ilmiah dan teknologi. Hal ini termasuk program untuk meningkatkan investasi baik pengembangan penelitian sektor publik dan swasta serta pemeliharaan tenaga kerja terampil.
Sejak tahun 1990-an, pemerintah memfokuskan pada tiga area, yaitu pembinaan penelitian ilmu dasar, mengamankan distribusi yang efisien serta mengembangkan sumber daya penelitian, dan memperluas kerjasama internasional. Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing teknologi korea.
Oleh karena itu, pada tahun 2003, pemerintah menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bagian atas agenda untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sistem administrasi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi secara fundamental telah direstrukturisasi. Posisi Ministery of Science and Technology (MOST) diangkat menjadi wakil perdana menteri agar perencanaan, pengordinasian, serta evaluasi kebijakan inovasi di bidang sains dan teknologi berjalan dengan baik. Di samping itu, Office of Science and Technology Innovation (OSTI) didirikan pada tahun 2004 untuk bertindak sebagai badan National Science and Technology Council (NSTC) yang memiliki sembilan belas organisasi penelitian yang disponsori negara dengan kewenangan di bawah otoritasnya.
Pada akhir tahun 2004, jumlah penelitian dan pengembangan investasi korea mencapai 19 miliar dollar amerika yang menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 2,85%


Keadaan Industri Baja Kini dan Dampaknya bagi Korea Selatan
Year
Auto Manufacturing
(In thousands)
Shipbuilding orders
(1,000 Gross/Tonnage)
Steel Manufacturing
(1,000 Metriks/Tonnage)
1970
29
-
1,310
1980
123
1,690
9,341
1990
1,321
4,382
24,868
1995
2,526
7,133
36,772
1997
2,818
12,749
42,554
1999
2,843
12,719
41,042
2000
3,115
19,380
43,107
2001
3,148
12,774
51,983
2002
3,178
28,188
53,269
2004
3,469
25,735
54,486
2005
3,699
19,279
56,306
            <Source:Ministry of Commerce, Indusry and Energy>
Dari data tersebut tergambar bahwa hasil produksi manufaktur industri baja selama beberapa tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan.
Year
Per Capital GNI
(In US$)
1990
6,149
1992
7,527
1994
9,459
1996
12,197
1998
7,355
2000
10,841
2002
11,499
2003
12,720
2004
14,193
2005
16,291
           
Year
Gross National Income
(in US$ Billion)
1990
263,5
1992
329,3
1994
422,3
1996
555,3
1998
340,4
2000
509,6
2002
547,5
2003
608,6
2004
682,4
2005
786,8

                                                                        <Source: The Bank of Korea>
Hal inipun secara langsung juga berdampak pada peningkatan pendapatan bruto nasional korea dari 2,3 milyar dollar amerika menjadi 786,8 milyar dollar amerika dengan pendapatan perkapital dari 87 dolar amerika menjadi 16.291 dolar amerika pada tahun 1962 hingga 2005.


KESIMPULAN    
Republik Korea Selatan merupakan Negara yang dianggap salah satu model industry Negara baru yang sukses. Dengan sejarah kemerdekaan yang hanya terpaut dua hari dengan Indonesia, Korea memproklamirkan kemerdekaannya dari Jepang pada 15 Agustus 1945. Tak lama Setelah itu, Korea mengalami perang saudara sekitar tahun 1950 hingga 1953 yang memporakporandakan perekonomian dan stabilitas Negara yang baru saja di bangun.
Pada tahun 1962, di buatlah rencana program lima tahun pembangunan ekonomi yang digagas oleh presiden Park Chung Hee. Salah satu focus utamanya adalah adanya kebijakan mengenai industry berat dan kimia yang bertujuan untuk mengubah sector pendapatan Negara yang dulunya agraris menjadi berbasis industri.
Pada saat itu, level produksi dan pemakaian dari besi dan baja dipandang sebagai parameter kemakmuran sebuah Negara dan perkembangan industry. Oleh karena itu, industry ini berperan secara signifikan dalam perkembangan ekonomi modern khususnya di Korea Selatan.
Selain karena merupakan komponen utama pada bangunan, infrakstruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata, sektor industri baja dipilih karena dianggap merefleksikan semangat baja masyakarat korea saat itu untuk bangkit dari keterpurukan.
Pada awalnya, pembangunan pabrik Pohang Steel Company (POSCO) dapat mencapai kapasitas produksi 1.302.000 ton baja pada tahun 19973 dan meningkat seiring dengan pengembangan skala produksi dari waktu ke waktu.
Selaras dengan kemajuan industri ini, pada tahun 2003, pemerintah Korea Selatan menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bagian atas agenda untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Hal ini dibuktikan berdampak positif terhadap pendapatan perkapital masyarakat Korea Selatan dari sebesar 87 dolar amerika menjadi 16.291 dolar amerika pada tahun 1962 hingga 2005


REFERENSI 

Karen A. 2002. Culture in Mind: Toward a Sociology of Culture and Cognition. New York. Routledge. 
Ermoliev Y, Wets R. 1991. Jurnal Numerical Techniques for Stochastic Optimization. 138-140
Mamlouk, Zainiewski. 2006. Material for Civil and Construction Engineers. United States of America. Pearson Prentice Hall.
Kim Mahn Je. 1975. Korean Development Institute. Seoul, South Korea
Sejongno, Jongno Gu. 2006. Facts About Korea. Seoul, South Korea. Korean Overseas Information Serviice Government Information Agency.
John Minns. 2001. Jurnal Of Miracles and Models: The Rise and Decline of The Developmental State in South Korea. 1025-1043



 

I am still learning Template by Ipietoon Cute Blog Design