Sabtu, 30 Maret 2019

Ekologi, Ilmu Lingkungan, dan Azas-Azas Pengetahuan Lingkungan

Ekologi
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh pola interaksi/hubungan timbal balik antara mahluk hidup/organisme dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya/lingkungannya.
Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal seperti :
1. Bagaimana alam bekerja
2. Bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya
3. Apa yang diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. Bagaimana mereka mencukupi materi dan energi
5. Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lain
6. Bagaimana individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi



Ilmu Lingkungan
Ilmu Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari penerapan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi di dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain, ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam ekosistem atau lingkungan hidupnya. Berdasarkan pengertian tersebut, ilmu lngkungan dapat disebut sebagai aplikasi atau implementasi dari ekologi



Azas-azas Pengetahuan Lingkungan
Azas-azas pengetahuan lingkungan adalah situasi/kondisi dan tata hubungan antar komponen lingkungan yang memiliki keteraturan serta menganut asas tertentu. Azas ini bermanfaat sebagai landasan pengelolaan lingkungan, sehingga penyimpangan asas dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan
Terdapat 14 azas lingkungan yaitu:
1.      Berhubungan dengan Sumber Daya Alam
·         Azas 1
·         Azas 2
·         Azas 3
·         Azas 4
·         Azas 5
2.      Berhubungan dengan Keanekaragaman
·         Azas 6
·         Azas 7
·         Azas 8
3.      Berhubungan dengan Stabilitas Ekosistem
·         Azas 9
·         Azas 10
·         Azas 11
·         Azas 12
4.      Berhubungan dengan Populasi
·         Azas 13
·         Azas 14
Berikut adalah penjelasan dari 14 Azas Pengetahuan Lingkungan
1.  Azas 1
“Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.”
Penjabaran :
Asas ini dalam ilmu fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama dan hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.Intinya yaitu menerangkan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat berubah dari suatu energi menjadi energi lainnya.

2. Azas 2
“ Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien”
Penjabaran :
Asas sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. 

3. Azas 3
“Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber alam”
Penjabaran :
Materi,energi ruang, waktu dan keanekaragaman dapat dikategorikan kedalam sumber alam. Ruang dimanfaatkan oleh makhluk hidup/organisme hidup untuk hidup, berkembang biak, dan bertumbuh. Begitu pula dengan waktu, karena waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu untuk berjuang dalam betahan hidup.

4. Azas 4
“Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan dengan penambahan  sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak ada pengaruh yang menguntungkan lagi.”
Penjabaran :
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam  untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.

5.      Azas 5
“Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut.”
Penjabaran :
Pada asas ini ada dua hal  penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.

6.      Azas 6
“Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung  berhasil mengalahkan saingannya itu.”
Penjabaran :
Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak

7.      Azas 7
“Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal.”
Penjabaran :
Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit

8.      Azas 8
“Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.”
Penjabaran :
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan  dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.

9.      Azas 9
“Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.”
Penjabaran :
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) mengatakan bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

10.  Azas 10
“Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimptot.”
Penjabaran :
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa Sistem biologi menjalani evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.

11.  Azas 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap (belum dewasa).”
Penjabaran :
Artinya pada ekosistem, populasi  yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya

12.  Azas 12
“Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan.”
Penjabaran :
Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi  pada ekosistem yang sudah mantap.

13.  Azas 13
“Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.”
Penjabaran :
Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.

14.  Azas 14
“Derajat pola keteraturan turun-naiknya populasi bergantung kepada jumlah keturunan  dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.”
Penjabaran :
Asas ini memiliki arti tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.

 

I am still learning Template by Ipietoon Cute Blog Design