Pandemic covid-19
yang terjadi, mengharuskan masyarakat untuk menerapkan social distancing atau pembatasan yang turut berdampak terhadap dunia usaha dan
perekonomian yang menjadi melesu. Sebab, segala gerak atau aktivitas dibatasi
sehingga para pengusaha tidak bisa berjualan secara langsung lagi. Contoh saat
ini adalah semakin sedikitnya masyarakat yang pergi ke pusat perbelanjaan. Pandemi
ini telah membuat jumlah pengunjung di mal-mal seluruh Indonesia menurun.
Jumlah pengunjung tersebut menurun usai muncul anjuran dari pemerintah untuk
mengurangi kegiatan di luar rumah demi mencegah penyebaran virus. Kondisi
tersebut, membuat pengelola mal banyak merugi dan memilih untuk menutup malnya.
Bahkan ada beberapa beberapa usaha atau bisnis yang memilih untuk menutup
usahanya dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ke karyawan. Salah satu
contohnya adalah Ramayana di City Plaza Depok yang mem-PHK pekerjanya.
Selain
itu, dari sektor perhotelan dan transportasi juga mengalami keterpurukan.
Banyak hotel yang menutup usahanya serta banyak maskapai-maskapai yang merugi
akibat menurunnya jumlah penumpang. Beberapa maskapai juga merumahkan pilot dan
karyawannya karena pendapatan yang menurun drastis. Penutupan juga terjadi
untuk sektor restoran. Beberapa restoran yang di mal banyak yang tutup, dan
hanya ada beberapa apa yang masih melayani order
secara online.
Data
dari hasil survei Bank Indonesia (BI) terhadap 3.719 pelaku usaha yang tersebar
di seluruh Indonesia adalah terdapat penurunan kegiatan dunia usaha di
Kuartal I 2020. Namun, terdapat beberapa sektor yang mampu bertahan. Sektor
usaha yang bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 adalah sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, listrik, air bersih, gas dan
pengangkutan terutama ekspedisi. Sedangkan sektor usaha yang mengalami
peningkatan saat pandemi Covid-19 adalah sektor makanan, retail, teknologi
informasi & komunikasi serta kesehatan.