Kode
etik dalam berbisnis
Kode etik dalam berbisnis
merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kode etik dalam berbisnis dibutuhkan sebagai pedoman pada pelaku bisnis untuk mengambil
keputusan yang berkaitan dengan masalah moral yang kompleks berdasarkan
norma-norma yang ada.
Sifat-sifat
etika
Etika termasuk dalam filsafat, karena itu
berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat. Karena itu, bila ingin
mengetahui unsur-unsur etika maka kita harus bertanya juga mengenai unsur-unsur
filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika:
a) Non-empiris.
a) Non-empiris.
Filsafat
digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah
ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang konkret. Namun filsafat tidaklah
demikian, filsafat berusaha melampaui yang konkret dengan seolah-olah
menanyakan apa di balik gejala-gejala konkret. Demikian pula dengan etika.
Etika tidak hanya berhenti pada apa yang konkret yang secara faktual dilakukan,
tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
b)
Praktis.
Cabang-cabang
filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum
mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas
pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan
demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung
berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi
ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai.
Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya
menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban,
dsb, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan
kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan
uji.
Kode
etik dalam pertemuan dengan klien, supplier dan karyawan
Kode etik atau etika
binis, dalam perusahaan digunakan sebagai pedoman atau norma dan perilaku
karyawan dalam menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan, atasan, rekan
kerja atau klien, supplier maupun pihak luar lainnya. Kode etik dijalankan
dengan prinsip otonomi, kejujuran, keadilan, loyalitas, dan integritas moral.
Dengan adanya prinsip -- prinsip tersebut menjadi dasar dalam karyawan beretika
dalam suatu perusahaan.
Contoh lainnya, dalam bermitra
bisnis dibutuhkan suatu etika yaitu harus ada tanggung jawab dalam hal
dikerjakan sebagai seorang pembisnis ataupun seorang karyawan. Selain itu, dalam
etika diperlukan sikap jujur dengan tidak berbohong dan terus terang,
integritas juga diperlukan untuk memegang prinsip dan percaya diri, menepati
janji dalam suatu bisnis, kesetiaan dalam menjalankan tugas atau pekerjaan yang
dipercayakan, serta adil.
0 komentar:
Posting Komentar